Kembali ke atas

Masa Kecil Nabi Muhammad ﷺ: Dari Wafat Ibunda Hingga Asuhan Abu Thalib (Penjelasan Lengkap)

Ilustrasi tempat kelahiran

Pendahuluan

Nabi Muhammad ﷺ adalah manusia pilihan yang dibimbing langsung oleh Allah sejak kecil. Salah satu fase penting dalam kehidupan beliau adalah saat beliau menjalani masa kanak-kanak sebagai seorang yatim, bahkan piatu. Kisah ini memperlihatkan bagaimana Allah menyiapkan Rasulullah ﷺ untuk menjadi pribadi yang kuat, sabar, dan penuh kasih sayang sejak usia dini.

Wafat Ibunda Nabi ﷺ

Ketika Nabi Muhammad ﷺ berusia sekitar enam tahun, ibundanya, Aminah binti Wahb, wafat di suatu tempat bernama Abwā' (الأبواء), yang terletak antara Makkah dan Madinah. Pada saat itu, Nabi sedang dalam perjalanan pulang ke Makkah bersama ibunya setelah berziarah ke Madinah untuk menemui kerabat dari pihak ibunya.

“Lalu ibunya meninggal dunia di Abwa’, dan beliau pun menjadi yatim piatu.” — Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyyah, Jilid 1

Setelah wafatnya Aminah, Nabi dibawa kembali ke Makkah oleh pembantu keluarganya, Ummu Ayman. Sejak saat itu, kakek beliau, Abdul Muthalib, mengambil alih pengasuhan Muhammad kecil.

Asuhan Abdul Muthalib

Abdul Muthalib, kakek Nabi, adalah seorang pemimpin yang sangat dihormati di kalangan Quraisy. Beliau sangat menyayangi Nabi Muhammad ﷺ dan memberinya perhatian istimewa, lebih daripada cucu-cucunya yang lain. Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Abdul Muthalib bahkan memberikan tempat duduk istimewa di dekat Ka'bah untuk Nabi kecil, sebuah kehormatan yang sangat besar pada masa itu.

“Dia (Abdul Muthalib) meletakkan tempat duduk khusus untuk Nabi di dekat Ka'bah, dan tidak ada yang duduk di sana selain beliau.” — Ibnu Katsir, Al-Bidāyah wa an-Nihāyah, 2/273

Namun, kasih sayang Abdul Muthalib hanya berlangsung sebentar. Dua tahun kemudian, ketika Nabi berusia 8 tahun, Abdul Muthalib wafat.

Pengasuhan oleh Abu Thalib

Setelah wafatnya Abdul Muthalib, Nabi diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, kakak dari ayah beliau, Abdullah. Meski Abu Thalib bukan orang kaya, beliau sangat mencintai Nabi dan tidak pernah membiarkannya kekurangan.

“Setelah wafatnya Abdul Muthalib, pengasuh Nabi adalah pamannya Abu Thalib yang sangat mencintainya.” — Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyyah, Jilid 1

Abu Thalib juga dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang dan perhatian. Ia membawa Nabi berdagang ke negeri Syam dan melindunginya dari berbagai ancaman, baik sebelum maupun sesudah Nabi diangkat menjadi Rasul.

Pelajaran dari Masa Kecil Nabi Muhammad ﷺ

  • 1. Kemandirian Sejak Dini
    Kehidupan sebagai yatim piatu membuat Nabi Muhammad ﷺ terbiasa mandiri sejak kecil dan tidak tergantung pada orang lain.
  • 2. Kepedulian Sosial
    Karena merasakan sendiri kesulitan hidup, beliau tumbuh menjadi sosok yang sangat peduli terhadap anak yatim dan orang miskin.
  • 3. Kasih Sayang dari Allah
    Meskipun kehilangan orang tua di usia dini, Nabi Muhammad ﷺ selalu dipertemukan dengan orang-orang yang mencintai dan melindunginya. Ini adalah bukti bahwa Allah memelihara beliau secara langsung.
  • 4. Allah yang Memelihara (Tarbiyah Ilahiyyah)
    Kehidupan Nabi kecil bukanlah kebetulan, tapi bagian dari rencana Allah untuk menjadikannya pemimpin umat. Semua peristiwa berat dalam masa kecilnya adalah bentuk tarbiyah (pendidikan) dari Allah.

Referensi

  • Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyyah, Darul Fikr, Beirut, cet. ke-1
  • Ibnu Katsir, Al-Bidāyah wa an-Nihāyah, Maktabah al-Ma'arif, cet. ke-2
  • Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Raheeq al-Makhtum (Sirah Nabawiyah yang memenangkan penghargaan)
  • Kitab Sirah kuning versi Arab (kitab kuning klasik)

Komentar

Populer

Muqaddimah Kitab Masāʾil al-Jāhiliyyah

Mengenal Apa Yang Di Maksud Dengan Jahiliyah, Ahli Kitab, Dan Kaum Arab Yang Ummi Di Lengkapi Dengan Sejarah Serta Dalil

Kisah Nabi Muhammad ﷺ Menggembala Kambing dan Perjalanan ke Syam: Tanda-Tanda Kenabian Pertama