Kisah Nabi Muhammad ﷺ Menggembala Kambing dan Perjalanan ke Syam: Tanda-Tanda Kenabian Pertama
![]() |
| Gambar hanya ilustrasi |
Pendahuluan
Masa muda Nabi Muhammad ﷺ dipenuhi dengan pelajaran hidup yang berharga. Sejak kecil beliau telah bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Salah satu profesi yang beliau jalani adalah sebagai penggembala kambing. Tidak hanya itu, pada usia 9 atau 12 tahun, beliau juga ikut dalam perjalanan dagang ke negeri Syam (Suriah sekarang) bersama pamannya, Abu Thalib. Dalam perjalanan inilah terjadi pertemuan penting dengan seorang rahib yang mengenali tanda-tanda kenabian pada diri Rasulullah ﷺ.
1. Nabi Muhammad ﷺ Menggembala Kambing
Sebelum remaja, Nabi Muhammad ﷺ menggembala kambing milik penduduk Makkah dengan upah. Ini menunjukkan bahwa beliau tumbuh sebagai pribadi yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
“كَانَ فِي صِغَرِهِ يَرْعَى الغَنَمَ لأَهْلِ مَكَّةَ بِأَجْرَةٍ يَعِيشُ مِنْهَا” “Di masa kecilnya, beliau menggembala kambing milik penduduk Makkah dengan upah, dan hidup darinya.” — Teks kitab
Hal ini juga diperkuat oleh hadits Nabi sendiri:
“ما بعث الله نبيًّا إلا رعى الغنم” “Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi pun kecuali ia pernah menggembala kambing.” — HR. Bukhari, no. 2262
Pekerjaan ini bukan hanya cara untuk mencukupi kebutuhan, tapi juga melatih kesabaran, tanggung jawab, dan kepemimpinan — bekal penting untuk misi kenabian.
2. Perjalanan ke Syam Bersama Abu Thalib
Ketika Nabi ﷺ berusia sekitar 9 atau 12 tahun, beliau ikut berdagang ke negeri Syam bersama pamannya, Abu Thalib. Ini adalah pengalaman pertama beliau keluar dari Jazirah Arab menuju wilayah utara yang lebih maju secara ekonomi dan sosial.
“وَلَمَّا بَلَغَ التَّاسِعَةَ مِنْ عُمُرِهِ، سَافَرَ إِلَى الشَّامِ مَعَ عَمِّهِ أَبِي طَالِبٍ لِلتِّجَارَةِ” “Ketika mencapai usia sembilan tahun, beliau bepergian ke Syam bersama pamannya Abu Thalib untuk berdagang.” — Teks kitab
Tujuan dagang ini adalah Bushra (بُصْرَى), sebuah kota di selatan Syam, yang saat itu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Romawi Timur dan dihuni banyak penganut agama Nasrani.
3. Pertemuan dengan Rahib Buhaira
Dalam perjalanan itu, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristen bernama Buhaira. Ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad kecil. Ia melihat awan menaungi beliau, serta tanda kenabian di antara kedua pundaknya.
“رآه الراهب بخيرى، فأخبر عمه بأنه سيكون آخر الأنبياء، وطلب منه أن يرجع به خوفًا عليه من عدو يترصده” “Rahib Buhaira melihatnya, lalu memberitahu pamannya bahwa dia (Muhammad) akan menjadi nabi terakhir. Ia meminta agar Muhammad segera dibawa pulang ke Makkah, karena khawatir akan ancaman dari orang-orang Romawi dan Yahudi.” — Teks kitab
Buhaira juga menunjukkan bahwa tanda-tanda kenabian Muhammad ﷺ sesuai dengan apa yang disebut dalam kitab-kitab suci sebelumnya (Taurat dan Injil).
“وقد استدل على نبوته بعلاماته التي في كتب أهل الكتاب” “Ia (Buhaira) menunjukkan tanda-tanda kenabiannya yang telah disebut dalam kitab-kitab Ahlul Kitab.” — Teks kitab
Ini merupakan salah satu dari tanda awal kenabian sebelum wahyu turun. Pertemuan ini juga menjadi titik penting yang memperlihatkan bahwa misi kerasulan Nabi Muhammad ﷺ bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi sebagai penutup seluruh kenabian.
Referensi
- Ibnu Hisyam, As-Sīrah an-Nabawiyyah, Jilid 1
- Ibnu Katsir, Al-Bidāyah wa an-Nihāyah, 2/273
- Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Raheeq al-Makhtum
- Kitab kuning : “رَعْيُهُ الغَنَمَ وَسَفَرَتُهُ إِلَى الشَّامِ”
- Sahih al-Bukhari, No. 2262
Penutup
Kisah Nabi Muhammad ﷺ menggembala kambing dan perjalanannya ke Syam adalah bagian penting dari persiapan spiritual dan mental beliau sebelum menerima wahyu. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari sifat mandiri, jujur, dan tanggung jawab yang beliau tunjukkan sejak usia muda.

Komentar
Posting Komentar
Kritik dan saran silahkan lampirkan komentar anda