Akhlaq dan Pribadi Mulia Nabi Muhammad ﷺ Sebelum Diangkat Menjadi Nabi
Pendahuluan
Sebelum diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad ﷺ telah dikenal sebagai pribadi yang sangat mulia di tengah masyarakat Arab. Beliau bukan hanya jujur dan amanah, namun juga memiliki akhlak dan kecerdasan luar biasa yang membedakannya dari manusia pada umumnya. Kisah kehidupan beliau sebelum kenabian merupakan cerminan kesempurnaan fitrah yang dipelihara langsung oleh Allah ﷻ.
Sosok Cerdas dan Penuh Perhatian
Nabi Muhammad ﷺ dikenal sebagai sosok yang unggul dalam kecerdasan dan kedalaman berpikir. Beliau senantiasa mengamati keadaan masyarakat Makkah, menyendiri dari keramaian untuk merenungi kondisi moral dan spiritual masyarakatnya yang dipenuhi dengan khurafat, penyembahan berhala, dan perilaku jahiliah lainnya.
“Beliau tidak suka meminum khamr, tidak memakan sembelihan atas nama berhala, dan tidak pernah menghadiri penyembahan berhala.”
(Lihat: Ibnu Hisyam, 1/128; Tarikh ath-Thabari, II/161)
Terhindar dari Kebiasaan Jahiliah
Meskipun beliau tumbuh di tengah masyarakat yang rusak moralnya, Allah menjaga beliau dari berbagai perbuatan keji dan maksiat. Rasulullah ﷺ sendiri bersaksi:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
لَمْ يَخْطُرْ فِي قَلْبِي شَيْءٌ مِمَّا كَانَ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ يَفْعَلُونَ إِلَّا مَرَّتَيْنِ، فَصَرَفَنِي اللَّهُ عَنْهُمَا، فَلَمْ أَعُدْ لَهُمَا حَتَّى أَكْرَمَنِي اللَّهُ بِرِسَالَتِهِ...
“Tidak terlintas di hatiku untuk mengikuti kebiasaan orang Jahiliyah kecuali dua kali, dan Allah pun menjagaku dari keduanya.”
(HR. ath-Thabari II/279, disahihkan oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi)
Gelar "Al-Amin" dari Masyarakat Makkah
Rasulullah ﷺ dijuluki al-Amīn (الْأَمِينُ) yang artinya orang yang terpercaya. Beliau sangat dikenal dengan kejujurannya, kesetiaannya dalam menepati janji, serta tidak pernah mengkhianati amanah.
“Beliau adalah orang yang paling utama kepribadiannya, terhormat di antara tetangganya, lemah lembut, jujur, dan terpuji amalnya.”
(Tarikh Dimasyq, 1/373-376)
Ummul Mukminin Khadijah r.a. bahkan memuji Rasulullah ﷺ dengan berkata:
إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
“Engkau menyambung tali silaturahmi, menanggung beban orang lain, memberi kepada yang tidak punya, menjamu tamu, dan menolong orang yang tertimpa musibah dalam kebenaran.”
(HR. Bukhari no. 4953)
Kisah Hinaan yang Dihindari oleh Allah
Dalam sebuah kejadian saat renovasi Ka'bah, Nabi ﷺ hampir mengikuti kebiasaan masyarakat Makkah dengan membuka aurat, namun Allah ﷻ langsung menghalangi niat tersebut.
Dari Jabir bin Abdullah r.a., Nabi ﷺ tersungkur saat hendak mengangkat kainnya, lalu berkata,
"Ini gara-gara jubahku, ini gara-gara jubahku,"
kemudian beliau menutup aurat dan tidak pernah membuka auratnya lagi setelah itu.
(HR. Bukhari, Kitab Fadlul Makkah, 1/215)
Penutup
Akhlak Rasulullah ﷺ sebelum kenabian merupakan bukti nyata bahwa Allah ﷻ mempersiapkan beliau untuk membawa risalah suci kepada umat manusia. Beliau adalah insan terjaga sejak awal, sehingga ketika diangkat menjadi Rasul, masyarakat Makkah tidak ragu akan kebenaran misinya.
📌 Dalam artikel ini membahas
Pribadi mulia Nabi Muhammad ﷺ sebelum diangkat menjadi Rasul. Kisah lengkap akhlak, kejujuran, dan perlindungan Allah atas diri beliau dari perbuatan jahiliah. Lengkap dengan hadis sahih dan referensi kitab sejarah.

Komentar
Posting Komentar
Kritik dan saran silahkan lampirkan komentar anda